Pages

Selasa, 05 Agustus 2014

Aku adalah seorang wanita yang sangat mencintaimu. Namun kamu adalah pria dingin yang tak pernah menggubris perasaanku. Kamu datang dan pergi sesuka hatimu, tanpa kamu fikirkan bagaimana sakitnya perasaanku.
Kau bilang "hanya" aku yang bisa membuatmu tenang dan nyaman. nyatanya? kau pergi dengan dia yang kau bilang bisa membuatmu lebih nyaman dibandin aku. Kau bilang "aku sayang kamu" dengan begitu tulusnya padaku. tapi dibelakangku, ternyata kau juga mengucapkan itu kepada dia.

Aku selalu mencoba kuat saat dia bercerita tentang kisah cintamu dengannya. Kamu terlalu mudah mengucapkan "sayang" kepada banyak wanita.Hatiku hancur karna semua sikapmu! namun kamu tidak pernah memperdulikannya.

Dulu, sebelum kamu dekat dengannya seperti sekarang, semua terasa baik-baik saja.Setiap hari, kamu selalu menyempatkan waktumu untuk sekedar memberikanku kabar. Dulu, kita bercanda tawa bersama melalui pesan singkat. Kamu bercerita tentang hidupmu, begitu pun aku. Aku sangat bahagia saat itu.

Aku tahu semua tentangmu. Tapi saat ini, dia jauh lebih tahu tentangmu daripada aku. Aku rindu saat-saat manis kita dipesan singkat! Apakah kamu merasakan rindu yang kupunya? Kurasa tidak. Karena, sekarang sudah ada dia. iyaa, dia, wanita yang sudah berhasil membuatmu nyaman. sehingga dengan mudahnya kamu melupakan aku.

Tapi aku sadar. ini semua terjadi bukan karena kesalahan dia yang baru saja datang dikehidupanmu. Yaa, ini semua adalah akibat dari kesalahanku sendiri yang telah membuatmu tak merasakan kenyamanan lagi denganku.

Sekarng, aku akan mencoba ikhlas melepaskanmu pergi bersamanya. Tapi, sekarang aku hanya ingin kamu mengetahui sakit yang aku rasakan. Aku tak kuat melihat mesranya percakapan kalian di TWITTER, aku sedih dengan segala yang dia tulis disosialmedia tentang hubungan kalian.Aku selalu menangis setiap malam. tapi saat pagi tiba, aku harus berusaha tersenyum untuk mereka yang menyayangiku.

Aku terlalu bodoh. Mengapa bisa cinta ini tumbuh dihatiku hanya dengan percakapan manis kita dipesan singkat? Sunggu aku adalah wanita yang bodoh!

Aku sudah terlalu mencintaimu! hingga aku lupa akan hatiku yang terus terluka karnamu.

Aku tidak berharap nanti Tuhan akan membalas rasa sakit yang aku rasakan kepadamu untuk juga kau rasakan. Yang aku harapkan adalah agar Tuhan selalu memberikanmu kebahagiaan. aku akan belajar merelakanmu untuk pergi bahagia dengan cintamu. Aku akan mencoba sekuat munkin demi kebahagiaanmu. Asalkan, kau jangan datang kepadaku lagi, dengan membawa sejuta harapan yang akan membuatku berharap kepadamu lagi.

Bahagiamu adalah bahagiaku. apapun yang akan membuatmu bahagia, inshaa allah aku rela melakukan apapun untukmu. meskipun, jika bahagiamu itu harus tanpa aku. Aku mohon padamu, pergilah kamu bersamanya, jika itu memang membuatmu bahagia.

Jangan hiaraukan aku, aku disini selalu siap sedia berkorban untumu, Ksatriaku! aku titipkan kebahagiaanku padamu. jangan kecewakan aku lagi, dan pergilah sekarang juga dari kehidupanku.

Terimakasih untuk segala perhatianmu yang selalu aku anggap itu adalah sebuah tanda cintamu kepadaku. Terimakasih sudah pernah singgah membawa sejuta harapan yang berhasil membuat melayang dan akhirnya terjatuh. Terimakasih karena kamu telah membuatku tersenyum sepanjang hari meskipun akhirnya kau buat aku menangis sepanjang waktu.

Jumat, 22 November 2013

Senja

Entah ini sudah senja yang ke berapa. Duduk aku masih tenang menunggumu di beranda.Tak mudah ungkapkan dengan hati saat senyum tangis menyatu tapi ini terbaik untuk aku dan untuk dirimu.Hanya waktu yang mampu mengerti betapa berat perpisahan ini. Semoga cerita cinta ini menjadi kenangan indah nanti. 
Penyesalan selalu datang belakangan, coba berpikir ribuan kali sebelum sia-siakan seseorang.Aku hanya ingin kau di posisi ku merasakan apa yang aku rasakan. Merasakan apa yang tidak aku inginkan. 
Aku hanya ingin terbaik buatmu, kau tahu bahkan memandang senyum kamu itu aku tak mampu.Sampai bertemu di lain waktu sampai senyum kamu bukan lagi teruntuk aku. 
Memeluk ketiadaan. Mencumbui kehilangan. Mengikhlaskan kepergian, melapangkan perasaan.Menari dengan waktu, melupakan masa lalu. Memutar kembali jarum panjang itu, mengingat masih ada aku di situ, hatimu.Semestinya aku tahu bahwa cintamu sudah berlalu. 
Kamu lupa pernah membuat luka, aku ingat saat duka aku buat suka.Aku tanah tempat bahagiamu dulu, saat egomu sudah di langit aku berharap jatuh ke bumi. 
 Aku yang baru menyadari atau kau yang terlampau sering menyakiti.Aku memang sesaat kamu itu selalu.Kalau bahagiamu bukan sama aku, bisa apa. Memaksa. Hal-hal yang di paksakan tidak pernah berakhir dengan baik. Perasaan itu tidak pernah terkurang bahkan bertambah walau kau sering membagi.Hatiku bukan ruang tunggu. Tidak perlu kau menghitung jemu di situ. 
Berbahagialah saat seseorang marah karena mempedulikanmu karena pada saat ia diam, ia akan membiasakan diri untuk tidak membutuhkanmu. 
Saat tanganku tak lagi mampu memelukmu kakiku tak lagi sejalan denganmu mataku tak sanggup menatapmu. Percayalah doaku selalu bersamamu.
"Ajari aku bagaimana melupakanmu, sama seperti kau lakukan padaku. Kamu, seorang yang tak pernah aku ingin lupakan. Aku, seorang yang selalu kamu lupakan.Dalam tulisanku, ada kamu. Dalam harapanku, ada kita. Dalam hatimu, ada dia. Luka"

Rabu, 23 Oktober 2013

teringat kabar semalam

Teringat kabar semalam, disaat aku masih menyadari hari yang tak lagi kau ingat meski aku pernah menceritakannya. Hari dimana dengan sadar aku merasakan dua hal yang begitu berlawanan. Mendapatkan dan sekaligus kehilangan. Merasakan dua hal itu secara bersamaan adalah suatu pengalaman tersendiri, yang mungkin tak banyak orang menyadarinya. Aku hanya bisa tersenyum masam dan mengingat jika aku harus menangis saat kamu tak lagi mengingat hal itu. Di dalam pelukan seorang sahabat yang begitu erat, aku harus menyerah dan meneteskan air mata kembali. Bukan tentang sebuah kesedihan aku menangis, namun tentang sebuah hal yang lebih dari itu : pengharapan yang tumbuh dan sekarang harus dipangkas tuntas. Terlalu lucu untuk menjelaskan apa yang terjadi dan apa yang dirasakan. Mungkin hanya aku yang merasakannya, dan kamu„,hahahaha„, mungkin kamu tak merasakan hal yang sama. Mungkin saja aku terlalu tinggi untuk terbang dalam anganku sendiri, akan perhatian biasamu terhadap banyak orang dan kuanggap itu sebagai hal yang berbeda untukku. Mungkin aku saja yang salah mengartikan semua ini dan membiarkan semuanya mulai terselimuti harapan dan mungkin aku mulai menyebutnya sebagai cinta. Cinta ( hahahaha) mungkin hanya sebuah kata semu yang terlontar tanpa perwujudan dan pembuktian nyata darimu, namun bodohnya aku tetap terjaga mempercayai rasa ini. Andai saja aku membiarkan ada celah kecil untuk menilik setiap kesempatan yang ada, mungkin aku takkan sesakit ini. Kamu lebih cerdik membahasakan semuanya dan kini aku tahu celah itu ada dihati mu dan celah itu bukan lagi untukku. Tersadar dalam kebodohan pun bukan hal yang mudah untuk pergi. mungkin lebih bijak jika aku diam dan mulai menikmati semua rasa yang ada. Aku bersyukur kamu pernah datang dan ada untuk membawa senyuman itu. Terima kasih karena dengan segala hal kamu berhasil membuatku merasakan kembali cinta yang mungkin sudah ku takuti. Terlalu banyak ucapan terima kasih yang mungkin akan kukatakan karena bagaimanapun sampai hari ini semua masih terjaga dan berkembang. Untuk rasa sakit ini pun, aku juga harus mengucapkan terima kasih :) Karena aku sadar sekarang, bahwa aku bukanlah seonggok daging berjalan yang tak punya hati. Lagi-lagi kamu berhasil menyadarkanku tentang berbagai hal yang mungkin tak kusadari atau bahkan sulit aku mengerti sebelumnya. Entah apa yang telah kamu lakukan, aku pun tak tahu. Namun aku masih saja tertegun setiap menyadari hal yang berganti dalam hati ataupun kehidupanku. Kini biarkan aku berusaha mengosongkan semuanya. Menetralkan hati dari semua rasa dan cerita, karena mungkin hanya itulah yang dapat aku lakukan. Menukar cerita baru dengan cerita lama tak semudah itu bagiku namun cukuplah aku merasakan semuanya dalam diam. Hingga semua menemukan waktunya sendiri. kutitipkan doa dan pesan untukmu, bahagialah dalam pilihanmu.

Ingatan Semu

Hey kamu yang disana entah kenapa beberapa hari ini aku kembali mengingatmu,entah angin apa yang bisa membawaku kembali mengingatmu masa laluku. Setelah beberapa hari aku mencoba untuk melupakanmu dan aku berpikir bahwa aku sudah bisa melupakanmu,tapi kini? Kini bayangan masa lalu itu kembali menghantui pikiranku. Ini bukan soal seberapa lama kita menjalin sebuah hubungan khusus,ini bukan soal seberapa sering kamu melukai hatiku. Tapi ini soal perasaan,ya perasaan yang begitu mendalam. Entah sudah berapa lama perasaan ini ada dihatiku bahkan mungkin perasaan ini sudah membusuk layaknya buah yang bisa membusuk. Kenangan yang kita lalui tentulah tak sedikit dan kini aku kembali mengingat kenangan itu. Inikah rasanya? Setelah sekian lama aku mencoba untuk melupakanmu dan melupakan kenangan yang kita lalui dulu,lalu kini? Kini aku kembali mengingatnya sedangkan kamu? Kamu disana tentunya sedang menikmati duniamu bersama seseorang yang sangat spesial dihatimu dan tentu saja kamu sudah lupa dengan kenangan kita dulu. Entah kenapa aku teringat pada kenangan itu. Kenangan beberapa hati lalu yang kita jalani berdua. Saat kita masih menjalin hubungan khusus itu,aku merasa kamu mengerti semua tentangku. Banyak hal yang kita jalani berdua mulai dari keluh kesah yang kita jalani berdua sampai sesuatu yang menyenangkan,banyak juga pelajaran yang aku dapat darimu. Aku terkesan dengan caramu memberikan perhatian lebih padaku,aku terkesan dengan caramu memberikan kasih sayang lebih padaku,aku terkesan dengan caramu yang selalu ingin menjaga dan melindungiku dengan baik. Tapi saat kamu mulai melukai hatiku seakan akan semua yang telah kamu berikan padaku hanya sia sia. Untuk apa kamu memberiku perhatian lebih jika pada akhirnya kamu juga yang melukai hatiku. Terkadang aku berpikir apa salahku sampai kamu tega melakukan itu padaku? Aku mencoba untuk introspeksi diri tapi tetap saja aku tak tahu kesalahanku karena kamu tak pernah memberitahuku. Dan ketika kamu mulai melukai hatiku,aku mulai meragukan perasaanmu padaku. Apa ada yang salah denganku hingga kamu tega melukai hatiku?  Ya aku tahu itu hanya masa lalu tapi sampai detik ini aku belum mengerti apa alasanmu berbuat seperti itu padaku,jika memang kamu bosan denganku apa salahnya jika kamu jujur padaku setidaknya itu tak akan membuatku bertanya tanya sampai detik ini. Sejak kamu melukai hatiku aku jadi sulit membuka hatiku untuk orang lain mungkin aku hanya bisa membalas dengan rasa suka tapi tidak untuk rasa sayang. Entah kenapa rasanya sulit sekali untuk kembali percaya pada lelaki,rasanya sulit sekali untuk mengubah rasa suka menjadi rasa sayang. Aku hanya ingin kamu tahu “Kebersamaan kita adalah hal terindah yang pernah aku lewati. Pernah menjadi yang spesial dihatimu adalah suatu kebahagiaan tersendiri untukku. Melewati hari bersamamu adalah kenangan terindah yang takkan bisa ku lupakan. Dan luka yang kamu berikan adalah pelajaran terindah yang takkan pernah bisa ku lupakan,walau jika diingat rasanya sakit tapi banyak pelajaran yang aku dapat setelah kamu melukai hatiku. Aku adalah orang yang beruntung karena pernah menjadi bagian dihidupmu. Dan kamu adalah orang yang pernah membuat hari hariku terasa lebih indah walaupun kamu pernah melukai hatiku. Tapi kenangan bersamamu adalah hal terindah dan kenangan itu masih melekat dalam pikiranku. Terima kasih untuk hari hari yang indah itu. Terima kasih telah memberikanku kenangan yang indah. Dan aku berharap hubungan aku dan kamu bisa seperti dulu sebagai teman. Dan jangan lagi kamu melukai hati seorang perempuan yang sangat menyayangimu karena rasanya sangat menyakitkan dan aku yakin kamu tahu rasanya. Hanya itu yang aku inginkan aku harap kamu bisa menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya.

Luka dan Rindu

Di setiap luka, ku coba untuk tetap mencetak senyum dari wajahku walau itu hanya sebuah senyum palsu tapi setidaknya aku tak ingin orang lain tau kalau hati ini terluka. Dihujani beribu tanya yang melilit ragu, kucecap lagi teduhnya kebersamaan saat jemari dan mata kita saling bertemu pada satu titik. Apakah ini? Luka tetaplah luka yang tak peduli seberapa lama menampar batin. Entah kapan luka ini hilang. Dengan adanya luka baru aku hanya berharap luka ini bisa sembuh secepatnya. Ketika datang sebuah harapan lalu dengan mudahnya harapan itu hilang. Dan hati ini. Tentu saja kembali terluka. Hanya saja disini aku yang salah. Berharap pada hal yang tak pasti. Menunggu yang belum tentu untukku. Luka ini semakin terasa ketika rindu datang menyergapku. Rindu adalah perjalanan tertunda. Semuanya tercetak jelas dimukaku; sebuah luka dan rindu yang datang begitu saja lalu menyergap dan menampar batin ini. Belum hilang luka lama tapi sudah timbul luka baru. Luka dan rindu adalah 2 hal yang membuat batin ini makin tersiksa. Hanya saja aku tak pernah tau cara untuk menghilangkan 2 hal ini walau sejenak saja. Tak selamanya, rindu itu akan suatu hal yang indah. Tak selamanya, luka ini terus ada. Kadang, tangis yang mengiring adalah bahagia yang tak kita sadari. Paling tidak dengan adanya sebuah luka dan rindu disertai tangis, kita jadi mengerti apa sesungguhnya sakit ketika kita merasakan air mata mengalir. Inilah awal dari sebuah kebahagiaan yang sesungguhnya. Betapa tidak ada artinya ketika hidup kita tak pernah punya air mata. Tawa, mungkin, tak pernah terselami arti sejatinya saat kita kering dari air mata. Aku hanya berharap, tak akan ada lagi yang datang begitu saja menyergap dan menampat batinku. Aku berharap, tak aka ada lagi rindu untuk seseorang yang tak pernah merindukanku sebagaimana aku menrindukannya. Aku hanya tak ingin merindukan orang yang salah. Dan aku juga berharap, untuk seterusnya akan ada air mata kebahagiaan.

Sabtu, 22 Juni 2013

Lima Detik

Kuingat malam-malam
 Malam itu juga aku ingin mengucap selamat malam untukmu. Ah. Mengapa harus digeser? Aku ingin melihat wajahmu untuk setengah atau satu jam saja. Juga yang pasti, aku ingin engkau melihatku. Betapa aku ingin diperhatikan. Betapa aku ingin mendapat tempat khusus di hatimu. Oh...Surut harapku.
Cukuplah ku pandang engkau lima detik saja. Namun jujur, itu tak cukup. Lalu pakai cara apa aku memandangmu lebih dari lima detik? Betapa pelit waktu, tak mau menolongku sebentar saja. lima detik? Waktu macam apa itu?! Ah sudahlah, buat apa aku memprotes semacam itu. Kamu juga tidak ingin kan memandangku? 
Emm. Jika kuingat ingin menangis saja aku ini. Lima detik itu, aku sepintas melihat matanya. Sepintas melihat perhatiannya. Dan selamanya aku akan mengerti bahwa aku tak pernah kau pedulikan. Masih saja aku tersenyum - senyum memandang kenangan lima detik itu.

Wajahmu mengiang.
Tersenyumkah kau tadi? Lima detik tadi? Kuharap dengan pesimis, kau tak tersenyum. Hanya lima detik! Mungkin Kurang atau bahkan lebih. Hahaha. Bahagia sekali hatiku. Mengenalmu sebanyak waktu ini. Lima detik! Lima detik! ;)

Kamu Tidak Seperti Aku

Mengenalmu berarti mengajarkan padaku akan arti keikhlasan. Keikhlasan yang bukan biasa-biasa saja. Inilah keikhlasan yang luar biasa. Tak ada yang bisa melihat, hanya dirasakan hasilnya. Sedikit melukis garis senyuman dan sisanya meleburkan air mata. Bukan. Bukan tangisan. Tapi kebahagiaan. Sejak awal, ini keikhlasan.Tapi kamu tidak seperti aku. Tidak. Kamu tidak jahat. Hanya saja menyakitkan. Tapi. Tapi itu bukan salahmu. Sama sekali bukan salahmu. Seluruhnya salahku. Aku yang teriming-iming dengan harapanku. Tapi bukan kamu yang mengimingi. Kamu diam. Hanya diam. Sudah, selesai. Kamu tidak seperti aku. Dan aku tidak bisa seperti kamu. Rasaku yang setebal itu, susah untuk menjadi kamu. Meski ingin.

Setiap hari kuserahkan semua perhatian untukmu. Walau aku lupa harus perhatian padamu, namun aku ingat. Tetap ingat, sampai benar-benar lupa. Tapi kamu tidak seperti aku. Kamu diam saja. Aku tak tahu sebenarnya isi hatimu. Karena aku bukan hatimu, mungkin. Entah kamu sebenarnya terkecoh olehku atau diam, cuek, aku bukan apa-apa, nothing.

Kamu tidak seperti aku yang setiap malam lancar memanjatkan doa agar aku bertemu denganmu meski di mimpi. Ataukah sesadis ini, kamu memimpikanku di malammu yang hangat bersama selimut yang memeluk bagaikan diriku. Itulah harapan. Tak salah berharap meski hanya sekedar berharap. Berharap itu indah, selebihnya menyakitkan kalau tak terkabulkan. Begitulah, harus bersyukur.

Satu lagi sebelum aku menutup kisah ini. Aku belum bisa menggapai gunung yang di sana ada racikan yang bila ku telan, semua isi otak dan hatiku yang seluruhnya berisi kamu akan hangus. Tak tersisa setetes pun rasa seperti sebelumnya. Tapi, ingat. Bukan berarti melupakan semua sosokmu. Hanya rasaku yang hilang. Dan semoga kamu seperti aku.